Blog ini di ciptakan untuk menjalin ukuwah Islamiah sesama siswa-siswi SMA N 1 Ngrayun kususnya dan seluruh umat Islam pada umumnya agar tercipta persaudaraan yang indah. Dengan blog ini semoga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan saling bertaujiyah antra satu sama lain agar kita selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah swt.
Sholat Berjamaah Siswa SMAN 1 Ngrayun
6 Langkah Menghindari Tipu Daya Dunia)
Manusia lebih cenderung kepada urusan duniawi daripada urusan ukhrawi. Meskipun
tahu bahwa dunia sementara.
QS AliImran : 14)
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
[186] yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
Agar tidak tertipu dunia, ada 6 hal yang bisa dilakukan seorang Muslim, pada saat orang lain melakukan enam hal lainnya.
1. Kalau orang lain sibuk mengumpulkan amal kebaikan dunia, maka sibukkanlah kita untuk menyempurnakan amal kebaikan akherat.
2.kalau orang lain menyibukkan diri dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunah, maka sibukkanlah diri kita untuk menyempurnakan ibadah-ibadah wajib.
3. Kalau orang lain disibukkan dengan urusan-urusan lahiriyah, maka sibukkanlah kita dengan urusan batiniah.
4. Kalau orang lain disibukkan dengan mengoreksi keburukan-keburukan orang lain, maka sibukanlah kita untuk mengoreksi keburukan-keburukan diri.
5. Kalau orang lain sibuk untuk memakmurkan dunianya, maka sibukkanlah diri kita untuk memakmurkan kehidupan akhirat.
6. Kalau orang lain sibuk untuk mencari dan mendapatkan pujian dari manusia, maka sibukkanlah diri kita untuk mencari dan mendapatkan pujian dari Allah SWT.
Enam macam kesibukan yang yang diungkapkan ahli hikmah di atas, mewakili kecenderungan manusia dengan dunia.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin mengungkapkan tiga karakter manusia saat beramal.
Pertama tipe hamba sahaya.
Manusia dengan tipe hamba "hanya" akan berbuat tatkala ada yang mengawasi. Yang mendasarinya adalah rasa takut.
Kedua, tipe pedagang.
Manusia tipe pedagang lebih banyak mendasarkan amalnya pada aspek untung rugi.
Ia beramal bila amal itu akan mendatangkan pahala dan kebaikan padanya.
Ketiga, dalah tipe "ihsan".
Orang-orang yang beribadah bukan untuk mendapatkan keuntungan duniawai. Mereka beribadah semata-mata karena mengharpkan ridha Allah.
Dimana diri kita. Wallahu'alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar