Al Qur’an adalah kalamullah, merupakan mukjizat yang diturunkan sebagai wahyu ke hati Nabi Muhamammad saw untuk memberikan petunjuk bagi umat manusia. Keberadaanya sebagai wahyu memberikan jaminan kesempurnaan dan kebebasanya dari kekurangan sebagaimana yang ada pada semua kitab lainya. Kebenaran yang ada di dalamnya adalah mutlak dan mengimaninya adalah merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala di sisi Allah swt. Sebagai umat Islam membaca, mengafal, memahami dan mengamalkannya adalah wajib karena Al qur’an sebagai hukum dan perundang-undangan tidak cukup di kaji. Al Qur’an harus dipatuhi dengan segala kedudukan dan lapang dada karena hukum yang ada di dalamnya di buat Oleh Allah swt. Penolakan dan pembangkangan terhadap Al Qur’an merupakan kebodohan yang hanya akan menyebabkan kesesatan , kerusakan dan kehancuran.
Mengimani Al Qur’an secara menyeluruh adalah wajib karena mengingkari sebagian saja merupakan bentuk pembangkangan dan kekafiran dan Allah sangat membencinya.
Al Qur’an adalah dasar dari agama Islam untuk itu belajar dan mengajarkan Al Qur’an adalah keutamaan dan akan dibalas dengan ganjaran yang sangat besar oleh Allah swt. Berkaitan dengan ini Rasulullah Muhammad saw bersabda :
”Orang yang terbaik diantara kamu ialah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”.
Dalam Syarah Ihya di sebutkan bahwa golongan orang yang akan diberi perlindungan di bawah lindungan ’Arasy pada hari kiamat salah satunya ialah orang yang mengajarkan Al Qur’an dan mereka yang belajar Al Qur’an pada masa kecil dan terus membacanya hingga dewasa dan dapat menjaganya sampai hari tua.
Ketinggian kalam Allah di atas segala ciptaan-Nya. Dengan kata laian, orang yang sibuk belajar Al Qur’an atau menghafal dan memahaminya sehingga dia tidak mempunyai waktu untuk berdoa, akan memperoleh ganjaran yang lebih utama di bandingkan orang yang memohon rahmad Allah.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad saw:
” Allah berfirman, Barang siapa yang disibukan oleh Al Qur’an hingga tidak ada waktu untuk berdzikir kepada –Ku dan memohon kepada-Ku maka Aku akan mengaruniakan kepadanya sesuatu yang lebih utama dari pada yang Aku berikan kepada orang yang memohon kepada-Ku. Keutamaan kalam Allah di atas seluruh perkataan adalah seumpama kemuliaan Allah di atas seluruh makhluk-Nya”.
Al Faqih Abul Laits menuturkan ”Barang siapa menjadikan Al Qur’an sebagai panutan, maka ia akan dibawa ke surga, dan barang siapa yang meninggalkan Al Qur’an , maka ia akan di seret ke neraka. Maksudnya , orang yang membaca dan mengamalkan Al Qur’an nanti pada hari kiamat akan masuk surga, sedangkan yang tidak membaca dan tidak mengamalkanya, maka nanti akan masuk neraka. Berikutnya beliau juga menyampaiakan bahwa Al Qur’an adalah jamuan Allah. Maka pelajarilah jamuan Allah itu sedapat dapatnya. Sesungguhnya Al Qur’an itu merupakan tali Allah yang sangat kuat, cahaya yang nyata, obat yang bermanfaat, penjaga bagi orang yang berpegang kepadanya, penyelamat bagi orang yang mengikutinya, tidak bengkok bahkan dapat meluruskan, tidak sesat bahkan menunjukan, keajaibanya tidak pernah habis, dan tidak lapuk karena sering diulang-ulang. Bacalah Al Qur’an karena Allah akan memberi kamu pahala, yaitu setiap huruf sepuluh kebaikan.
Demikianlah Allah memberi kemuliaan kepada siapa saja yang menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Namun demikian jika kita perhatikan pada saat sekarang ini banyak orang telah meninggalkan Al Qur’an bahkan orang yang mengaku beragama Islam pun banyak yang sudah tidak peduli lagi kepada Al Qur’an. Mereka lebih percaya pada hukum-hukum yang di buat manusia dan lebih senang membaca bacaan-bacaan yang sesungguhnya itu tidak dapat memberikan jaminan apa-apa bagi dirinya di akherat nanti. Mereka telah terlena dengan permainan dunia dan kesenangan sementara yang mereka anggap dapat memberikan keuntungan baginya. Padahal semua itu adalah tipu daya untuk melalaikan umat Islam dan usaha untuk pendangkalan Aqidah yang sengaja di ciptakan oleh orang-orang yang tidak suka kepada Islam.
Bila manusia tidak lagi peduli kepada Al Qur’an maka akan datang berbagai bahaya yang akan merugikan manusia diantaranya :
1. Kesesatan Yang nyata
Hukum yang ada di dalam Al Qur’an adalah petunjuk yang mencerahkan. Sehingga siapa yang meninggalkanya pasti akan tersesat.
Allah berfirman di dalam Surat 4 : 60 yang artinya:
” Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya Telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka Telah diperintah mengingkari thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Allah berfirman di dalam Surat 4 : 115 yang artinya:
”Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
2. Kesempitan dan kesesakan
Barang siapa yang Allah kehendaki untuk mendapatkan petunjuk, Allah swt melapangkan dadanya. Sebaliknya yang tidak mendapatkan petunjuk, dadanya akan terasa sempit menghimpit seakan naik ketinggian langit. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Surat 6 : 125 yang artinya:
”Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
3. Kehidupan yang sempit
Siapa yang tidak mengikuti petunjuk Allah, maka kehidupanya pasti penuh dengan permasalahan. Mengikuti petunjuk buatan manusia sama saja menjerumuskan diri dalam kepentingan berbagai pihak sehingga akan terobang-ambing diantara kepentingan kepentingan itu.
Allah berfirman di dalam Surat 20 : 124 yang artinya:
”Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
4. Kebutaan mata hati
Mereka tidak dapat melihat kebenaran Al Qur’an bukan karena mata mereka buta . Kebutaan yang lebih parah adalah apabila mengenai hati. Orang yang mengalami kebutaan secara lahir mungkin saja mendapatkan kehidupan yang lebih baik selama hatinya tidak buta.
Allah berfirman di dalam Surat 22 : 46 yang artinya:
”Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.
5. Kekerasan Hati
Diantara mukjizat Al-Qur’an adalah kekuatanya meluluhkan hati, sehingga orang yang kasar atau kaku pun menjadi lembut karenanya. Contohnya adalah Umar Bin khattab ra.
Allah berfirman di dalam Surat 57 : 16 yang artinya:
”Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang Telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya Telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.
6. Kezhaliman dan kehinaan
Meninggalkan hal yang bermanfaat dan menggantikanya dengan kesesatan merupakan tindak kezhaliman terhadap diri dan orang lain. Kezhaliman semacam ini akan menyebabkan hilangnya kehormatan sehingga orang akan hina di mata Allah dan di mata manusia.
Allah berfirman di dalam Surat 3 : 112 yang artinya:
”Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”.
7. Menjadi teman setan
Setan akan senang apabila manusia meninggalkan kitab suci Tuhanya.Mengapa ? Karena mereka akan menjadi teman yang loyal kepadanya.
Allah berfirman di dalam Surat 43 : 36 yang artinya:
”Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”.
8. Lupa diri
Akibat melupakan Allah , dia akan di lupakan Allah padahal kita selalu menggantungkan diri kepada-Nya. Melupakan Al Qur’an sama dengan melupakan dirinya. Hal ini akan menimbulkan bahaya yaitu kefasikan dan kemunafikan. Semua itu mengakibatkan kesengsaraan di dunia maupun di akherat.
Itulah beberapa bahaya apabila kita meninggalkan Al-Qur’an.
Untuk itu marilah kita berusah keras untuk bagaimana Al-Qur’an bisa dijadikan pedoman hidup baik kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara agar kita terhindar dari bahaya tersebut. Kita sebagai orang tua harus menyadari itu karena kita mempunya amanah untuk mendidik anak-anak kita agar tetap cinta kepada Al-Qur’an sehingga di akherat nanti jika kita ditanya untuk mempertanggung jawabkan amanah itu kita dapat menjawabnya. Demikian juga bagi lembaga pendidikan baik formal maupun informal seharusnya juga memperhatikan bagaimana anak didiknya agar selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar di dalam setiap langkah kehidupanya sehingga mereka akan selamat. Kami juga menghimbau kepada penyelenggara pemerintahan agar mengambil langkah yang lebih jelas dan tegas di dalam menggalakan bagaimana Al-Qur’an itu bisa diajarkan kepada seluruh kalangan masyarakat baik yang mampu maupun tidak sehingga masyarakat ini dapat menikmati bagaimana indahnya untuk bersama Al-Qur’an dan dapat menerapkan ajaran Al-Qur’an tersebut dalam dalam kehidupan sehari-hari.
Mari janganlah kita ragu atau bahkan takut untuk membuka dan mendirikan taman-taman pendidikan Al-Qur’an jika kita ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah swt. Ini adlah merupan salah satu bentuk usaha dakwah kita. Mungkin bencana yang sampai sekarang masih menimpa di negara kita ini disebabkan kita telah jauh melupakan Al-Qur’an.
Mudah-mudahan tulisan ini ada guna dan manfaatnya sebagai bahan renungan kita semua bagaimana kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri, keluarga kita , masyarakat , nusa dan bangsa ini dari siksa api neraka jika kita jauh dari Al-Qur’an. Mari kita semua bersemangat untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak kita, keluarga kita , anak didik kita , masyarakat, para penyelenggara pemerintahan sehingga kita punya pemahaman yang benar tentang pentingnya Al-Qur’an yang akhirnya Al-Qur’an benar-benar kita jadikan dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Insya Allah apabila semua elemen di negara kita ini senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an negara kita itu akan menjadi negara yang diridhlohi Allah swt dan akan menjadi negara yang baldatun toyibatun warabun gofur. Rahmat dan keberkahan Allah akan diberikan kepada bangsa Indonesia. Amin ...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar